Menanggapi Insiden Ahmadiyah, Presiden Tegur Polisi



Insiden yang menimpa penganut Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegur polisi dan pemerintah daerah. Sebab, ia menilai sesungguhnya ada kemungkinan peristiwa itu dicegah, namun pencegahannya tak efektif. "Saya ingin semua pihak tidak lengah, tidak menganggap ringan situasi,"  kata Yudhoyono  dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Senin (7/2).

Jika sudah ada tanda-tanda, katanya, seharusnya aparat aktif melakukan langkah pencegahan, bukannya menunggu benturan dan bentrokan terjadi. Yudhoyono ingin kepolisian antisipatif, profesional, dan tegas dalam pencegahan kekerasan serta tindakan hukum terhadap pelakunya.

"Rakyat ingin mendapat kejelasan dari semuanya, saya berharap jajaran pemerintah terkait segera setelah peristiwa ini melakukan tugas dan tanggung jawabnya," tutur Presiden.

Yudhoyono  berjanji siapapun yang terbukti lalai dan bersalah bakal dihukum, baik itu polisi, personil pemerintah daerah, maupun Jamaah Ahmadiyah Indonesia serta massa penyerangnya.

Yudhoyono menambahkan, ia ingin semua pihak melaksanakan kesepakatan tahun 2008 yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung. "Kesepakatan tahun 2008 (adalah) salah satu opsi terbaik untuk menyelesaikan masalah ini dan mencegah bentrokan horizontal," ucapnya. [tempointeraktif.com]

Artikel Terkait: