Namun, kecerdasan Um tak mendapat perhatian semestinya. Orangtuanya yang tinggal di Pringsewu, tergolong miskin. Saat pindah ke Bandar Lampung, gadis berusia 17 tahun ini hidup dalam lingkungan yang membuatnya nakal. Um yang bertubuh kurus itu mengisahkan, sejak ia kecil, kondisi keluarganya sudah tak harmonis. Anak bungsu dari dua bersaudara ini menceritakan, sewaktu kelas III SD di Pringsewu, ayah dan ibunya kerap bertengkar. Suatu ketika seusai pertengkaran hebat, ayahnya meninggalkan rumah dan tak tahu ke mana perginya. Bahkan, Um mengaku tidak begitu ingat seperti apa rupa ayahnya. “Saya tidak ingat lagi. Ibu cuma bilang kalau ayahnya sudah pergi dan tidak kembali,” katanya kepada Tribun.
Masalah keluarga tersebut sedikit banyak mengganggu studinya. Setelah pertengkaran yang membuat ayahnya pergi, Um yang sejak kelas I sampai III SD selalu ranking satu, merosot menjadi ranking dua saat kelas IV. “Mulai kelas IV sampai kelas VI, kadang saya menjadi juara kelas, atau nomor dua, atau nomor tiga. (Ranking menurun) karena kepikiran kondisi keluarga,” tutur Um.
Setelah lulus SD, sang ibu menitipkan Um kepada bibinya di Bandar Lampung. Ini karena ibunda Um terbentur masalah ekonomi, sehingga tak sanggup menyekolahkannya ke jenjang SMP. Akhirnya, Um pun tinggal di Bandar Lampung. Di Kota Tapis Berseri, Um sekolah di salah satu SMP Negeri favorit. Ketika mengenyam pendidikan di SMP Negeri ternama itu, Um cukup disegani karena berotak encer. Mulai kelas I sampai pertengahan kelas II, Um selalu masuk peringkat sepuluh besar di kelasnya.
Saat kelas II, Um mulai kenal bolos sekolah. Sebab, ia terkadang merasa agak terkekang. Saking seringnya bolos, Um lalu dipanggil pihak sekolah untuk diperingatkan. Meski begitu, perempuan berambut sebahu ini tidak kapok. Ia malah kerap bolos sekolah, meski hanya untuk nongkrong di tempat hiburan. Terakhir, ia dikeluarkan dari sekolah sekitar 2007. Karena tidak bersekolah, Um berpikiran untuk mencari kerja, tetapi tidak pernah dapat.
“Saya lalu diajak menjadi PSK oleh Tati, teman nongkrong. Saya memang tahu, dia sudah lama jadi PSK, walaupun masih sekolah. Karena tidak tahu lagi harus bagaimana, saya terima saja,” tutur Um. Um menceritakan, laki-laki hidung belang yang kali pertama ia layani ialah seorang mahasiswa dari perguruan tinggi setempat. Laki-laki itu ia kenal melalui teman yang menawarinya pekerjaan tersebut.
Ketika itu, Um mendapat bayaran besar, mencapai Rp 1,5 juta. Ini setelah ia mengaku masih perawan, belum pernah melakukan hubungan intim. Dalam perjalanan ‘profesinya’ hingga sekarang, Um mematok Rp 350 ribu-500 ribu untuk short time. “Tapi jangan menghakimi saya. Bagaimanapun juga, saya tidak mau bekerja seperti ini. Keadaan yang memaksa. Kalau sudah punya banyak uang, mau buka warung, dan pekerjaan ini akan saya tinggalkan,” tutupnya. [ruanghati.com]
Artikel Terkait:
berita
- Foto Dan Video Panggung Konser Ambruk Dan Menewaskan 4 Penonton
- Botol Unik Yang Dapat Digunakan Mengirim SMS Dan Menelepon
- Surat Untuk Bunda Dari Bayi Yang di Aborsi
- 6 Kali Percobaan Pembunuhan Pada Soekarno
- Inilah Proyek Google Yang Gagal Total
- Tenyata Proklamasi Di Indonesia Ada 3
- Benarkah Indonesia Sudah Merdeka
- Karena Tak Tahan, Mertua Perkosa Menantu
- Video Mesum Di Balen, Bojonegoro Bikin Heboh
- Cewek Kelihatan CDnya Malah Ketawa - Ketawa
- Pose Panas Cewek Jaman Sekarang
- Film Kartun Porno
- Ngeri! Cucu Diperkosa Kakeknya Sampai Hamil
- Parah! Anak Mantu Disetubuhi Mertua Hingga 2 Kali
- Sebanyak 28 Pasangan Asusila Terjaring Razia
- Gadis Lulusan SMA Diperkosa Oleh Adik Pacar Sendiri
- Parah! Dukun Cabul Setubuhi Pasien Di Hotel
- PSK Praktek Di Sawah Setelah Lokalisasi Ditutup
- Pemeran Baru Tokoh Spiderman
- Cewek Putih, Cantik, Seksi, Hot Dan Bohay
- Tari Telanjang Di Depan Anak2, Ibu2 Dan Bapak2
- Merampok Toko Alat Bantu Masih Sempat Perkosa Boneka
- Keluar Air Susunya
- SMS Ucapan Selamat Berpuasa Ramadhan
- Mulan Jameela Kencing Di Mobil Gara - Gara Kebelet Banget