Situasi di Mesir masih mencekam. Bahkan dua wartawan Prancis dilaporkan hilang di negeri itu di tengah maraknya aksi demo antipemerintah.
Kedua jurnalis tersebut merupakan reporter untuk saluran televisi berbayar Prancis, Canal +. Mereka ditahan oleh sekelompok pria bersenjata di Kairo ketika tengah meliput aksi demo pada Kamis, 3 Februari waktu setempat.
Stasiun televisi Prancis tersebut menyatakan, pihaknya hingga saat ini tidak tahu kabar terakhir mengenai kedua jurnalis tersebut. Demikian seperti diberitakan media Press TV, Sabtu (5/2/2011).
Situasi di Mesir semakin tak kondusif, terlebih lagi bagi para wartawan. Para jurnalis dari Brasil, Prancis, Polandia, Rusia, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya belakangan ini telah ditahan di Mesir yang terus dilanda aksi demo antipemerintah.
Seorang reporter TV Swedia saat ini dalam kondisi kritis di rumah sakit Kairo. Jurnalis tersebut ditikam di punggungnya saat meliput aksi protes pada Kamis, 3 Februari waktu setempat.
Pada Jumat, 4 Februari waktu setempat, kantor media Al-Jazeera di Kairo dibakar beserta peralatan di dalamnya.
Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Navi Pillay telah menyerukan otoritas Mesir untuk membebaskan semua jurnalis dan aktivis HAM yang ditangkap saat meliput revolusi di negeri itu. [detiknews.com]