Emas Di Sungai Logawa


Tangan Sulistyo keriput. Bocah 11 tahun itu kedinginan setelah hampir empat jam berendam di Sungai Logawa, Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah. Untuk mengisi liburan, ia bersama ratusan warga lainnya berburu emas di sungai itu.


“Lumayan kalau dijual bisa untuk beli buku sekolah,” ujar Sulistyo, saat ditemui Tempo di pinggir Sungai Logawa.

Sulistyo sendiri tidak tahu apakah yang ia dapat dari menggali batu cadas di sungai itu benar emas atau bukan. Ia sendiri hanya ikut-ikutan warga desa lainnya yang menggali sungai itu untuk mendapatkan benda kuning berkilauan tersebut.

Sekilas, benda yang ditunjukan Sulistyo memang mirip emas. Warnanya kuning berkilau dan dipegang cukup keras. Dalam bungkus plastik, segenggam batu itu dibawa Sulistyo pulang. “Biar nanti ibu saya yang menjualnya,” katanya.

Saimah, 36 tahun, orang yang pertama kali menemukan benda itu mengatakan saat mencuci baju di sungai itu, ia melihat benda berkilauan. “Karena penasaran, saya dekati dan membawa benda itu pulang,” katanya.

Dari mulutnya, lantas menyebar kabar bahwa di sungai itu terdapat banyak emas. Bahkan, warga lainnya rela bermalam dan menggali sungai demi mendapatkan benda berkilauan itu. Beberapa warga bahkan mampu mendapatkan benda itu hingga satu kilogram.

Mereka sebenarnya setengah tak percaya kalau benda yang ditemukan tersebut emas atau bukan. “Kalau memang emas, tentu akan sangat membantu perekonomian keluarga yang rata-rata miskin. Tapi kalau bukan, ya tidak apa-apa,” katanya.

Slamet, 35 tahun, mengaku sudah mendengar kalau benda tersebut bukanlah emas. Hanya saja ia tak percaya dengan pengumuman pemerintah. “Justru karena dilarang pemerintah, jangan-jangan ini memang emas beneran. Pemerintah, kan, biasanya berbohong kalau memang ada tambang emas,” katanya.

Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kediri, Zaenal Abidin, mengatakan, benda yang ditemukan warga bukanlah emas. “Itu logam yang mengandung belerang,” katanya.

Ia sendiri sudah mengumumkan di masjid-masjid bahwa apa yang ditemukan warga bukanlah emas. Selain sia-sia, penggalian batu cadas sungai juga dikhawatirkan bisa merusak lingkungan.

Kepala Bidang Pertambangan pada Dinas Energi Sumber Daya Mineral Banyumas yang melihat lokasi sungai mengatakan, apa yang ditemukan warga bukanlah emas. “Ini benda yang bernama Pyrite atau FeS2,” katanya.

Ia menambahkan, saat digoreskan pada batu tidak berwarna emas, tapi hitam. Batuan tersebut, kata dia, merupakan sedimen yang mengandung belerang dan terkubur cukup lama. [source]

Artikel Terkait: