Kapal Dibajak, Korsel Kerahkan Militer, Indonesia Masih Diam


Pemerintah Korea Selatan (Korsel) akhirnya menyatakan bahwa kapal kargo Hanjin Tianjin kemungkinan telah menjadi korban pembajakan kawanan perompak. Kapal destroyer Korsel segera dikerahkan.


Menurut perusahaan pemilik Hanjin Tianjin, kapal itu mengangkut 20 awak, 14 dari Korsel dan enam dari Indonesia, dan terakhir kali melaporkan serangan bajak laut saat melintasi perairan dekat Somalia pada Kamis pagi.

"Kapal itu kemungkinan telah dibajak," kata Cho Byung-jae, juru bicara Kementrian Luar Negeri Korsel, yang dikutip kantor berita Yonhap. Cho mengatakan bahwa sebuah kapal perang Korsel telah dikerahkan menuju lokasi kapal Hanjin Tianjin. Kapal itu tidak bergerak sejak melaporkan serangan dari kelompok perompak, beberapa ratus kilometer dari lepas pantai Somalia.

Namun, Cho tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai langkah selanjutnya, apakah militer Korsel segera melakukan operasi penyelamatan, seperti yang dilakukan Januari lalu atas kasus yang sama. Kala itu pasukan khusus Korsel menyerbu kapal Samho Jewelery yang dibajak perompak. Penyerbuan itu menyelamatkan 21 awak kapal, dua adalah warga negara Indonesia.

Sementara itu, juru bicara Kepresidenan Korsel, Hong Sang-pyo, mengatakan bahwa kapal tipe destroyer Angkatan Laut Choi Young "tidak akan butuh lama" untuk sampai ke lokasi pembajakan. Namun, seperti Cho, Hong tidak bersedia memberi penjelasan lebih lanjut. "Situasi saat ini sangat cair dan sensitif," kata Hong.

Korsel diketahui menempatkan satu unit militer anti perompakan di lepas pantai Somalia. Mereka bergabung dalam gugus tugas internasional, yang digalang Amerika Serikat.

Menurut perusahaan pemilik Hanjin Tianjin, kapal itu membawa 20 awak, 14 berasal dari Korsel dan enam dari Indonesia. Bila benar demikian, maka semakin bertambah jumlah warga Indonesia yang menjadi korban pembajakan kawanan perompak.

Artikel Terkait: