Dalam video dengan file jenis 3GP dan berdurasi 6 menit 2 detik tersebut, sepasang muda mudi dengan masih mengenakan pakaian lengkap tampak melakukan adegan ciuman di sebuah ladang. Ironisnya, adegan itu dilakukan di depan teman pemeran yang sekaligus menjadi perekam menggunakan kamera handphone.
Dalam adegan selama 6 menit lebih sepasang muda mudi tersebut tampak melakukan french kiss dengan berbagai posisi, mulai dari duduk, saling tindih dan berdiri. Tak jarang sesekali mereka saling memegang kemaluan dan organ intim pasangannya.
Meski dilakukan tanpa mengenakan seragam, kedua pemeran video itu diketahui sebagai siswa dan siswi salah satu SMP Negeri di Kabupaten Trenggalek. Hal tersebut juga dikuatkan dengan nama file video tersebut dalam peredarannya di masyarakat, yaitu SMP Trenggalek.
Lukito, salah seorang warga Kecamatan/ Kabupaten Trenggalek mengatakan, dia mengetahui peredaran video adegan ciuman pelajar SMP tersebut pada pertengahan pekan kemarin. File tak lazim itu didapatkannya dari seorang teman yang memiliki sebuah konter handphone.
“Sudah banyak kok yang punya. Kalau mau cari catang saja ke konter handphone yang melayani service atau isi lagu, biasanya ada disana,” kata Lukito kepada wartawan, Kamis (3/2/2011).
Sementara Catur Winarno, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trenggalek membenarkan, 2 sejoli yang memerankan video tak senonoh itu adalah pelajar sekolahnya. Pemeran perempuan diketahui berinisial DK (14), sementara pasangannya adalah GL (15), pelajar dari sekolah yang sama namun beda kelas. Namun kedua pemeran diakuinya sudah pindah ke sekolah lain.Warta Unik
“Itu sebenarnya video lama. Oktober 2010 kemarin kami sudah mengetahuinya, dan mungkin baru sekarang saja beredar di masyarakat. Tapi dapat kami tegaskan kedua anak yang menjadi pemerannya sudah keluar dari sekolah kami atas permintaan orang tuanya sendiri,” terang Catur kepada wartawan yang mengkonfirmasinya melalui sambungan telepon seluler.
Catur juga mengaku sudah melakukan upaya prefentif di sekolahnya, menekan kemungkinan peredaran video tersebut ke anak didik lainnya. Langkah itu dilakukan untuk menghindari kemungkinan munculnya video lain dengan pemeran sesama pelajar.
“Kami juga sudah undang seluruh orang tua wali murid. Intinya kami minta (video) itu dijadikan pelajaran, untuk meningkatkan pengawasan ke anak-anaknya,” pungkas Catur.