Pelecehan Seksual Terhadap Wartawan TV Di Mesir


Pekerjaan sebagai jurnalis mengandung banyak sekali resiko. Ini juga yang dialami Lara Logan, reporter televisi Amerika Serikat, CBS. Ia mengalami pelecehan seksual ketika meliput aksi demonstrasi di Mesir, menuntut penggulingan Hosni Mubarak.


Setelah sekian lama diam, Logan akhirnya mengungkap pengalaman traumatisnya itu pada dunia. Perempuan 40 tahun itu berada di Lapangan Tahrir saat insiden itu terjadi. Ia sedang melakukan reportase untuk program '60 Minutes'. Kala itu, ia dikerumuni 200-300 pria, beberapa dari mereka menyerangnya.

"Tak ada keraguan di benakku saat itu, aku akan mati," kata Logan dalam wawancara program '60 Minutes' yang akan ditayangkan Senin mendatang. "Tak hanya sekedar mati, aku merasa sedang mengalami siksaan mematikan, yang terasa seperti selamanya."

Reporter kelahiran Afrika Selatan ini adalah salah satu koresponden perang terkemuka Amerika Serikat. Reputasinya itu yang membuat dia dikirim ke Mesir.

Diceritakan Logan, kala itu ia sedang mewawancarai warga Mesir soal lengsernya Hosni Mubarak. Juru kamera sedang menganti baterai alat rekamnya. Tiba-tiba, salah satu kru dari Mesir mendengar sejumlah orang dalam kerumunan massa mengatakan mereka ingin melucuti celana panjangnya.
"Ia lantas memperingatkan kami, 'kita harus segera ke luar dari sini'," kata Logan. "Saat itu, massa menatap saya dan selama jangka waktu tertentu, "'memperkosa' saya dengan tangan mereka."

Satu setengah jam kemudian, Logan diselamatkan oleh beberapa orang Mesir dan tentara. Ia lalu diterbangkan ke AS dan harus menjalani perawatan selama empat hari.

Meski trauma, ia memutuskan untuk mengungkapnya. Serangan yang ia alami justru membuka matanya. Sebelum jadi korban, Logan mengaku tak menyadari tingkat pelecehan yang dialami oleh perempuan di Mesir dan di negara lainnya.

"Perempuan dilecehkan, ruang publik bukan milik kaum kami, tapi di bawah kontrol pria. Hal ini menegaskan kembali adanya penindasan laki-laki dalam masyarakat."

Logan mengatakan kepada Times, bahwa setelah wawancara dalam '60 Minutes' ia tak akan lagi bersedia diwawancara untuk masalah yang sama.

Artikel Terkait: