Pengalaman tersebut dialami Pastika saat dia bersama ajudannya tengah melintas di Jalan Jurusan Denpasar-Singaraja, tepatnya di Desa Luwus Baturiti, Kabupaten Tabanan, Sabtu sore kemarin.
Kebetulan, saat itu mobil Pastika tidak mamakai pelat dinas melainkan pelat hitam, sehingga dia bisa melihat langsung ulah beberapa pengendara yang tengah mengikuti tour yang diselenggarakan sebuah perkumpulan moge.
“Bapak gubernur sangat kecewa dengan ulah pengendara moge yang sangat arogan dan berlebihan saat berada di jalan raya," ucap Kabiro Humas Pemprov Bali Putu Suardhika kepada wartawan, Minggu (24/4/2011).
Dijelaskan Suardhika, mobil gubernur saat berpapasan dengan konvoi moge, sebenarnya sudah berusaha menepi. Namun dari arah berlawanan beberapa pengendara memperlihatkan kepalan tangannya sambil menggerakkan kaki diarahkan ke mobil gubernur.
Meski kaget, namun mantan Kapolda Bali yang ada di dalam kendaraan memilih diam tidak melakukan aksi apa-apa. Dia memilih mengalah ke pinggir jalan dan menghentikan laju mobilnya.
Saat itu, Pastika yang datang dari Kabupaten Buleleng ke arah Denpasar hendak meninjau lokasi pembangunan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang diperuntukkan pada anak-anak miskin di Bali.
Atas insiden itu, Gubenur sangat menyayangkan sikap arogan mereka. “Sampai-sampai mereka memperlihatkan kepalan tangan ke mobil gubernur sambil menggeber knalpot mogenya, ini sudah keterlaluan,” sesalnya.
Ulah mereka yang saat melaju hampir menghabisi badan jalan itu, dinilai sudah tidak menunjukkan etika berlalu lintas.
“Jalan ini, bukan hanya milik mereka, melainkan juga digunakan masyarakat pengguna jalan lainnya,” ujarnya.