Mati “Indah” Menggunakan AC Mobil






Untuk kawasan Sampit dan sekitarnya beberapa waktu yang lalu di hebohkan dengan penemuan kasus matinya para penumpang di dalam sebuah mobil.  Beberapa rumor pun beredar tentang kematian para penumpang tersebut.  Dan salah satu berita yang menarik berhasil saya ambil dari harian Jawa Pos, dan selengkapnya begini :
SAMPIT – Serombongan penumpang travel dan pengemudinya -total enam orang- tewas keracunan AC mobil. Kejadian itu baru diketahui setelah warga menemukan mobil mencurigakan berhenti di Jalan Desa Tajur Beras, Kecamatan Menyata Hulu, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu lalu (10/1).
Keenam korban diperkirakan tewas Sabtu malam (9/1). Mereka terdiri atas empat lelaki dewasa, seorang perempuan dewasa, dan bayi perempuan.
Seorang kerabat korban, Tori, menjelaskan, para penumpang itu adalah karyawan PT Krida Tama Lancar (KLR), perusahaan perkebunan kelapa sawit di Desa Sukamandang, Kabupaten Seruyan. Mereka bermaksud pindah dari Desa Tajur Beras ke PT Makin dengan menggunakan mobil travel yang dicarter dari Sampit.
Rombongan tersebut diperkirakan berangkat Sabtu siang (9/1). Namun, ketika sore mobil tersebut terjebak di ruas jalan rusak dan tidak bisa bergerak di kawasan perkebunan Kecamatan Mentaya Hulu. Para penumpang berusaha mendorong mobil tersebut. Namun, mobil tidak juga bergerak.
Akhirnya diputuskan meminta bantuan mobil yang lewat. Sambil menunggu, para penumpang dan sopir menunggu dalam mobil. Namun, hingga malam tidak ada juga mobil yang lewat. Diduga saat itulah seluruh penumpang tertidur pulas dan akhirnya keracunan AC hingga maut menjemput.
Saat ditemukan, kondisi para korban seperti tertidur. Bahkan, bayi yang berada di pangkuan ibunya masih dalam posisi menyusui. ”Sopir dan penumpang di belakang juga posisi tidur, dengan kedua tangan menyangga kepala sambil bersandar di kursi mobil,” terang Tori.
Masih menurut Tori, yang pertama menemukan para korban adalah penjaga alat berat sebuah perkebunan kelapa sawit. Penjaga tersebut heran karena ada mobil yang berhenti di tengah jalan.
Saat mendekat, dia melihat para penumpang di sedang tidur. Dia berusaha membangunkannya, namun tidak berhasil. Kemudian dia melapor ke perusahaan.
Setelah mobil tersebut dibuka, diketahui bahwa seluruh penumpang beserta sopirnya sudah tewas. Tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. “Setelah itu para korban dibawa ke Kuala Kuayan dan langsung divisum,” terangnya.

Sopir travel Rian, 35, dibawa ke rumahnya di Jalan DI Panjaitan, Gg Tiung III Samping Pasar Subuh, Sampit. Rian sudah sekitar delapan tahun bekerja. Ayah dua anak itu terakhir bekerja di Travel Ananda, dengan rute Kuala Kuayan-Sampit.
Nah, kenapa hal tersebut bisa terjadi ? dan menurut para ahli bahwa kematian karena keracunan karbon monoksida sering juga di sebut kematian “indah”.  Untuk analisa secara teorinya seperti ini.  Dan sebelumnya terima kasih kepada artina yang sudah memberikan informasi yang menarik ini.

    Kematian yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida (CO) adalah kematian yang tidak pernah disadari. Gejalanya pun “menyenangkan”, merasa rileks dan berhalusinasi. Korban keracunan jarang sekali bisa menyelamatkan diri dari kondisi sekitar yang penuh gas CO.
    Dokter Elisna Syahrudin Sp P dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Persahabatan Jakarta, bahkan menyebut mati akibat keracunan gas CO sering disebut “mati indah”.
    “Karena tanda-tandanya memang merasa rileks, di mana mati yang begitu namanya mati indah,” ujar Elisna ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (16/6), berkait dengan kembali ditemukannya pasangan muda-mudi yang tewas akibat keracunan gas CO di dalam mobil di Ancol, kemarin.
    Secara medis, katanya, gas CO adalah kompetitor dari Hemoglobin Oksida (HbO) yang mengikat oksigen dan mengantarkan ke paru-paru dan ke seluruh sel tubuh, mulai dari otak hingga sel-sel tubuh lainnya. Ketika gas CO terhirup berlebihan, maka gas ini mengikat lebih kuat sehingga meghalangi Hemoglobin darah mengikat oksigen.
    “Padahal yang disebut bernafas adalah (menghirup) oksigen dari luar masuk ke darah, diikat Hemoglobin, baru diantarkan ke sel-sel tubuh. Jadi kalau CO menghalangi, ya sel-sel tubuh itu tidak mendapat oksigen,” ujar Eslina. Otak, katanya, termasuk sel tubuh yang akan berhenti bekerja jika tidak menerima pasokan oksigen lebih dari delapan menit dan akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang lain.
    Menanggapi kasus kematian sepasang muda-mudi di dalam mobil yang terjadi di kawasan Ancol kemarin, Eslina mengatakan, kemungkinan terbesar adalah terjadi kebocoran knalpot sehingga menyebabkan gas CO masuk ke dalam ruangan mobil. Kematian akhirnya juga dipengaruhi aktivitas yang dilakukan di dalam mobil itu. Semakin besar aktivitas, semakin cepat kematian merenggut.
    “Kita nggak tahu apa yang dilakukan mereka. Tapi kalau sambil melakukan sesuatu apa gitu, kan bernafasnya lebih cepat, tarikan oksigennya dari paru lebih cepat. Nah yang tinggal cuma CO,” ujar Eslina. Karena itu, ia mengimbau untuk tidak menutup penuh kaca mobil ketika hendak tidur atau bersantai di dalam mobil.
    Dokter spesialis paru ini juga mengingatkan bahwa kasus keracunan juga sering terjadi di kawasan dingin, di mana masyarakatnya sering menggunakan kayu bakar untuk menghangatkan ruangan atau bahkan badan. “Padahal, itu berpotensi mengakibatkan kematian jika kayu bakarnya masih basah atau tidak terlalu kering,” katanya.

Mudah-mudahan informasi ini berguna bagi kita semua. Amin 

Artikel Terkait: