Ulat Bulu yang mewabah di berbagai daerah di Indoesia, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat kini mulai menyerang Ibukota. Namun jenis ulat bulu yang mewabah ini lebih besar, seperti yang ditemukan di kawasan Tanjung Duren Barat, Jakarta Barat.
Seperti dilansir Inilah, Pemprov DKI Jakarta mengatakan bahwa ulat bulu di Jakarta lebih lebat dibandingkan dengan yang ditemukan di beberapa daerah di Jawa Timur. Bulu inilah yang membuat tubuh gatal-gatal.
“Setelah kita bandingkan, kalau yang disini (Jakarta) bulunya lebih lebat dari pada di Jawa Timur yang bulunya jarang,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Ipih Ruyani saat memberikan keterangan pers di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (13/4/2011).
Kemungkinan perbedaan yang paling mendasar adalah soal efek samping berupa gatal-gatal yang diakibatkan ulat bulu ini. “Tiap jenis itu berbeda efek gatal-gatalnya. Bahkan, ada juga yang menyengat,” lanjut Ipih.
Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan tim yang dinamakan Brigade Proteksi Tanaman di lima wilayah Jakarta. Masyarakat juga diharapkan berperan aktif, misalnya memeriksa pohon-pohon setiap dua minggu sekali. Sehingga, siklus ini bisa dipotong dan tidak berkembang hingga ke rumah-rumah warga seperti halnya yang terjadi di Jawa Timur.
Seperti dilansir Inilah, Pemprov DKI Jakarta mengatakan bahwa ulat bulu di Jakarta lebih lebat dibandingkan dengan yang ditemukan di beberapa daerah di Jawa Timur. Bulu inilah yang membuat tubuh gatal-gatal.
“Setelah kita bandingkan, kalau yang disini (Jakarta) bulunya lebih lebat dari pada di Jawa Timur yang bulunya jarang,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Ipih Ruyani saat memberikan keterangan pers di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (13/4/2011).
Kemungkinan perbedaan yang paling mendasar adalah soal efek samping berupa gatal-gatal yang diakibatkan ulat bulu ini. “Tiap jenis itu berbeda efek gatal-gatalnya. Bahkan, ada juga yang menyengat,” lanjut Ipih.
Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan tim yang dinamakan Brigade Proteksi Tanaman di lima wilayah Jakarta. Masyarakat juga diharapkan berperan aktif, misalnya memeriksa pohon-pohon setiap dua minggu sekali. Sehingga, siklus ini bisa dipotong dan tidak berkembang hingga ke rumah-rumah warga seperti halnya yang terjadi di Jawa Timur.