Mayoritas yang dipasarkan di sana adalah jenis burung liar dan langka, seperti Elang Jawa, burung Hantu Kepala Putih, burung Manyar, Nuri Hijau dan lain-lain. Kadang-kadang ada juga binatang langka baik asli Indonesia maupun dari negara lain, seperti koala, kus kus, lutung, dan lain-lain.
Menurut salah satu pedagang di Pasar Kartini, Muryono (bukan nama sebenarnya, 34), binatang-binatang itu didapat dari orang-orang di luar kota. Mereka tidak memajang dagangannya di pasar itu, namun disimpan di suatu tempat.
Hanya, jika pembeli benar-benar berminat dan menunjukkan keseriusan baru ditunjukkan tempat penyimpanannya. "Pembelinya memang orang-orang tertentu. Tidak sembarangan. Ini juga tak setiap hari laku kok. Kadang hanya sebulan sekali. Itu pun gak pasti," kata Muryono, Sabtu (26/3/2011).
Menurut Muryono, para pembeli seringkali memesan terlebih dulu binatang yang diinginkan. Ia akan meninggalkan nomor kontaknya. Setelah pesanannya ada, Muryono lalu menghubungi si pemesan.
"Saya pernah mendapatkan pesanan Belacan, ini sejenis kucing hutan yang sangat jarang. Tiga bulan baru saya dapat," kata Muryono.
Binatang-binatang langka ini dijual dengan harga cukup murah. Untuk Elang Jawa, biasanya dijual Rp 500 ribu keatas, Burung Hantu Kepala Putih dijual paling murah Rp 350 ribu. Sedangkan binatang-binatang lain seperti Koala, Kus-kus, Blacan dan sejenisnya, harganya bervariasi tergantung usia dan besar makhluk itu. Namun secara umum dijual dengan harga Rp 1,5 juta ke atas.
Kawasan Jl. Kartini Semarang sedang diupayakan menjadi kawasan pejalan kaki. Jika kawasan tersebut resmi menjadi pedestrian, dikhawatirkan akan banyak binatang-binatang liar dan langka yang bebas dijual. [sumber]