Kucing Tingkatkan Resiko Kanker Otak


Kucing Tingkatkan Resiko Kanker Otak
Apakah kamu memelihara kucing di rumah? Jika iya, sebaiknya kamu mewaspadai resiko yang dapat terjadi jika terlalu sering berdekatan dengan hewan imut yang satu ini.. Sebuah penelitian mengungkapkan, kucing dapat meningkatkan potensi kanker otak pada diri kita. Peringatan ini merujuk pada temuan hubungan antara parasit yang bersemayam di perut kucing dan pemicu kanker otak pada manusia.

Parasit yang hanya hidup dalam tubuh kucing itu adalah Toxoplasma gondii. "Kami yakin bahwa T gondii potensial meningkatkan risiko kanker otak pada manusia," kata Frederic Thomas, peneliti dari CNRS Research Institute di Montpellier, Prancis, seperti dikutip dari Daily Mail.

Dalam penelitian itu, Frederic dan timnya membandingkan data pasien kanker otak pria dan wanita dan tingkat paparan infeksi Toxoplasma gondii di sekitarnya. Hasilnya, angka pasien kanker otak lebih tinggi di kawasan yang memiliki tingkat paparan tinggi parasit tersebut.

Tak hanya berhubungan dengan kanker otak pada manusia, parasit itu diklaim juga memengaruhi risiko kanker otak pada hewan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tikus, infeksi parasit tersebut di otak juga memicu terjadinya perubahan perilaku. Tikus yang umumnya takut dengan kucing menjadi kehilangan rasa takut setelah terinfeksi. Penelitian lanjutan pun memperkuat kesimpulan itu, wanita terinfeksi cenderung menjadi pemalu, dan pria terinfeksi cenderung agresif.

Penyebaran parasit ini umumnya terjadi lewat kontaminasi kotoran kucing pada makanan, minuman, dan tanah. Waspada bila suka menyantap daging yang kurang matang, terutama daging kambing, babi, dan rusa. Sementara wanita hamil, disarankan tak mengambil risiko berdekatan dengan kucing selama masa kehamilan karena bisa membahayakan janin.

Terkait dengan hasil penelitian ini, para peneli menekankan bahwa mereka tidak berusaha membuktikan bahwa kucing menyebarkan kanker otak. Penelitian lebih ditujukan untuk mengembangkan terapi pengobatan. "Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan hubungan antara T gondii dan berbagai jenis tumor otak."

Artikel Terkait: