Gadis Berkulit Putih Menjadi Sasaran Pemerkosaan



Dua pria keturunan pakistan, Mohammed Liaqat (28) dan Abid Saddique (27) yang tinggal di Jnggris ini sepertinya sedikit pintar, mereka kalau mau memperkosa harus pilih - pilih dan tidak mau asal nabrak. Untungnya aksi pintar tapi brutal ini berhasil diringkus dan terpaksa harus berakhir di meja hijau dengan hadiah pasal hukuman yang sangat serius. Pengadilan London berhasil membuktikan keduanya terbukti melakukan perkosaan terhadap gadis-gadis remaja. Kedua pria keturunan Pakistan itu selalu mengincar cewek-cewek berkulit putih.

Oh iya, pada sehari silam, Liaqat dihukum minimal delapan tahun penjara, sementara Saddique harus masuk bui paling sedikit 11 tahun. Makanya, jangan main - main dengan kejahatan yang satu ini.

Keduanya disebut-sebut sebagi pemimpin geng yang melakukan serangan seksual terhadap para gadis berusia 12 hingga 18 tahun. Banyak di antara korban yang diberi minuman keras atau narkoba sebelum dipaksa melakukan hubungan seksual.

Keruan saja, tindak-tanduk tak terpuji itu, menurut warta AP dan AFP pada Sabtu (8/1/2011) menuai kritik pedas dari mantan Menteri Dalam Negeri Inggris Jack Straw.

Terkesan memukul rata, Straw mengatakan, sejumlah warga keturunan Pakistan di Inggris menganggap gadis-gadis remaja berkulit putih sebagai sasaran empuk pelecehan seksual. "Ada masalah di kalangan warga keturunan Pakistan yang mencari korban kalangan remaja berkulit putih yang rentan," kata Straw.

Tinggi

Lebih lanjut, Straw mengatakan, remaja keturunan Pakistan tidak berbeda dengan remaja lain yang hidup di Barat. Kadar testosteron sedang tinggi dan itu perlu disalurkan. "Namun, mereka tidak bisa mencari gadis-gadis Pakistan," kata Straw, yang juga pernah menjadi Menteri Luar Negeri Inggris tersebut.

"Jadi, mereka mencari di tempat-tempat lain dan mereka melihat remaja-remaja (berkulit putih) yang lemah ini. Mereka menganggap remaja-remaja ini sasaran empuk," kata Straw.

"Para remaja putri ini diberi hadiah, narkoba, dan kemudian mereka diperkosa," kata Straw.

Namun, beberapa pihak tidak setuju dengan pernyataan Straw. Ketua Komisi Dalam Negeri Parlemen Inggris Keith Vaz mengatakan, kasus pelecehan seksual ini bukan karena faktor budaya. Ia mengatakan ada bukti tentang jaringan dan pola kejahatan ini. “Namun, dengan menyebut seluruh masyarakat bermasalah, tentu terlalu berlebihan,” kata Vaz.

Mohammed Shafiq, Direktur Yayasan Ramadhan, yang bergerak di bidang pemberdayaan remaja Muslim Inggris, mengatakan, kasus-kasus perkosaan yang melibatkan pria-pria keturunan Pakistan tersebut didorong oleh rasisme di kalangan sejumlah masyarakat keturunan Asia.

"Ada persepsi di kalangan anak-anak muda ini bahwa mereka tidak melihat wanita kulit putih setara dengan mereka, seberharga mereka, dan mempunyai moral yang sama tinggi dengan putri mereka, serta kakak dan adik perempuan mereka, dan saya kira itu salah" kata Shafiq.

Sumber: www.kompas.com

Artikel Terkait: