Nah, daripada kamu melakukan hal-hal yang tidak-tidak (gantung diri di pohon jengkol atau jedot-jedotin kepala ke tembok) karena sedihnya berpisah dengan orang yang kamu cintai, orang yang kamu sayangi, lebih baik bikin puisi. Berikut ini beberapa puisi tentang perpisahan yang saya buat. Selamat menikmati
Pintu Perpisahan
untung tak bisa diraih
malang tak bisa ditolak
seperti juga siang dan malam
pertemuan dan perpisahan
adalah pasangan dalam kehidupan
bahagia dan derita
adalah dua sisi
dari koin yang sama
tapi
aku tak berani mengundi diri
semua kemungkinan terbuka
seperti pintu terbuka
bagi perpisahan ini
Catatan Perpisahan
Kasih..,
hujan yang turun
mengguyur kota kita senja tadi
tak mampu menyirami hatiku
yang kering karena duka
sepertinya ada kemarau panjang di hatiku
mungkin sepanjang jarak dan waktu
yang mengiringi perpisahan ini
ketika jemari tak sanggup lagi menggenggam
ketika peluk hanya melingkar di ruang kosong
hanya lengang kehilangan
dan kesendirian yang bisu
kekasihku..,
Desember kita yang kelabu
Januari kita yang biru
kini bungkam dalam catatanku
Senja Merah Jambu
Di senja merah jambu
yang merona seperti pipimu
aku pernah menaburkan mimpi
kau pun menyandarkan harapan bukan?
dan kita sama-sama mengumbar kemesraan
lalu mendung menggulung
satu lagi kemesraan yang robek
dalam gerimis
sementara aku belum mencatatnya sebagai kenangan
sementara kau masih saja menyalahkan waktu
dan aku memaki gurat-gurat takdir
Ah,
inilah cinta kita
serpihan mimpi yang kuhamburkan
mungkin sebagai kenangan yang luput dari ingatan
Oke lah, cukup dua saja dulu puisi perpisahan yang saya tulis. Buat kamu yang punya puisi tentang perpisahan dan ingin dipublikasikan di sini, silahkan kirim email ke lukasgentara@ipal.com. Nanti saya tampilkan di artikel puisi perpisahan ini.
http://gen22.blogspot.com/2010/06/puisi-perpisahan.html