Puisi Sedih


Kebetulan akhir-akhir ini saya tidak punya waktu untuk menuliskan tips atau artikel yang berat. Bukan karena kehabisan ide, tapi karena waktu online saya yang akhir-akhir ini sangat terbatas. Kalau masalah ide sih, kepala saya yg kecil ini masih berjubel ribuan ide yang siap untuk dijadikan bahan dalam pembuatan artikel. Sayangnya semua ide itu belum bisa dikonversi dan dieksekusi menjadi sebuah artikel karena waktu yg terbatas.

Jadi, saya mohon maaf kalau akhir-akhir ini hanya menuliskan puisi-puisi saja. Tadinya malah pengen istirahat sebentar dari dunia blogging. Tapi karena belum genap satu tahun ngeblog, dan ternyata saya ngga bisa sehari pun meninggalkan blog ini, akhirnya update lagi, update lagi... Okelah, cukup intermezonya, sekarang mari kita sama-sama nikmati saja kesedihan yang akan saya tuangkan dalam kumpulan puisi sedih berikut ini. Cekidot...!


Badai Di Hatiku

badai di hatiku hempaskan lenaku
menghantam sudutnya hingga porak-poranda
meluluhlantakkan rindu hingga tak sempat berbuah cinta
meretakkan dinding-dinding hati
di mana di sana kuukir indah wajahmu

badai di hatiku kian menggelora
ketika petikan gitarku tak mampu mengiringi sayatan gemulai biolamu
ketika detik yang terketik untuk syairku terdengar picisan oleh senandungmu

aku melupakan diri
terdengar desah angin lembah
membisikkan getar-getar gairah
api kecintaan untuk dirimu

tergeletak dalam layu dan sosok gersang
terkulai dalam lagu dan kata usang

badai di hatiku hancurkan jiwaku
luruhkan teguhnya hingga erosi
mengikis yakinnya hingga abrasi

aku bersenandung dalam bingung
dengan tembang liriknya bimbang

aku merintih sedih
aku menjerit sakit
aku khilaf lalu kalap
aku menyerah dan kalah

kasih...
lepaskanlah hatiku
dari cintamu yang berkabut


Mundur

huh..!
rasa ini menyedihkan
ku pikir hanya aku cahayamu
ternyata bintang begitu banyak bertaburan di malammu

ini bodoh
berharap hanya aku yang selalu warnaimu
ternyata pelangi begitu indah melintas dilangitmu

ini sudah gila..!
rela tumbalkan separuh jiwa
demi sekilas senyum yang tertuju bukan untukku

Huh..!
getar ini menyakitkan
seperti tertusuk
seperti ribuan belati merajamku

terlambat..
tepiskan senyummu yang menggoda jiwa

tak mampu..
bendung gemuruh rasa yang terlanjur membara

lelah..
tapaki sejengkal pesona dari keindahan sosok mayamu, bidadari..!

tiba saatnya akhiri semua ini
aku mundur..!



Kau Takkan Kumiliki

ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat empat tahun yang lalu

pandangan mata yang dulu pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tak juga tersentuh

dan masih kuingat betul
betapa aku tersiksa
seperti terpenjara
saat kusadari
kau takkan kumiliki

Cukup dua saja dulu yah, puisi sedih kali ini. Nanti ditambah lagi dengan puisi-puisi sedih yang lain.

http://gen22.blogspot.com/2010/06/puisi-sedih.html

Artikel Terkait: