Jadi, saya mohon maaf kalau akhir-akhir ini hanya menuliskan puisi-puisi saja. Tadinya malah pengen istirahat sebentar dari dunia blogging. Tapi karena belum genap satu tahun ngeblog, dan ternyata saya ngga bisa sehari pun meninggalkan blog ini, akhirnya update lagi, update lagi... Okelah, cukup intermezonya, sekarang mari kita sama-sama nikmati saja kesedihan yang akan saya tuangkan dalam kumpulan puisi sedih berikut ini. Cekidot...!
Badai Di Hatiku
badai di hatiku hempaskan lenaku
menghantam sudutnya hingga porak-poranda
meluluhlantakkan rindu hingga tak sempat berbuah cinta
meretakkan dinding-dinding hati
di mana di sana kuukir indah wajahmu
badai di hatiku kian menggelora
ketika petikan gitarku tak mampu mengiringi sayatan gemulai biolamu
ketika detik yang terketik untuk syairku terdengar picisan oleh senandungmu
aku melupakan diri
terdengar desah angin lembah
membisikkan getar-getar gairah
api kecintaan untuk dirimu
tergeletak dalam layu dan sosok gersang
terkulai dalam lagu dan kata usang
badai di hatiku hancurkan jiwaku
luruhkan teguhnya hingga erosi
mengikis yakinnya hingga abrasi
aku bersenandung dalam bingung
dengan tembang liriknya bimbang
aku merintih sedih
aku menjerit sakit
aku khilaf lalu kalap
aku menyerah dan kalah
kasih...
lepaskanlah hatiku
dari cintamu yang berkabut
Mundur
huh..!
rasa ini menyedihkan
ku pikir hanya aku cahayamu
ternyata bintang begitu banyak bertaburan di malammu
ini bodoh
berharap hanya aku yang selalu warnaimu
ternyata pelangi begitu indah melintas dilangitmu
ini sudah gila..!
rela tumbalkan separuh jiwa
demi sekilas senyum yang tertuju bukan untukku
Huh..!
getar ini menyakitkan
seperti tertusuk
seperti ribuan belati merajamku
terlambat..
tepiskan senyummu yang menggoda jiwa
tak mampu..
bendung gemuruh rasa yang terlanjur membara
lelah..
tapaki sejengkal pesona dari keindahan sosok mayamu, bidadari..!
tiba saatnya akhiri semua ini
aku mundur..!
Kau Takkan Kumiliki
ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
ada yang tak bisa kuraba dalam hangat pelukmu
tapi pandangan matamu
masih seperti yang kulihat empat tahun yang lalu
pandangan mata yang dulu pernah menjerumuskanku
dalam dimensi cinta tak berbatas ruang dan waktu
seperti menggapai-gapai dasar
yang tak juga tersentuh
dan masih kuingat betul
betapa aku tersiksa
seperti terpenjara
saat kusadari
kau takkan kumiliki
Cukup dua saja dulu yah, puisi sedih kali ini. Nanti ditambah lagi dengan puisi-puisi sedih yang lain.
http://gen22.blogspot.com/2010/06/puisi-sedih.html