Bagi kalian yang suka bilang bahwa sinetron Indonesia itu tidah mendidik dan tidak ada manfaatnya, sebaiknya baca dulu yah...
Sinetron-sinetron Indonesia biasanya membawa pesan moral tertentu, di antaranya:
Sinetron-sinetron Indonesia biasanya membawa pesan moral tertentu, di antaranya:
1. Jangan terlalu baik, karena baik itu pangkal sial
Tokoh utamanya yang super duper baik hati dan tidak pendendam, biasanya sial melulu. Setelah kesialan tiada tara tak tertahankan, habis harta benda jiwa raga, barulah dia bisa bahagia. Itupun di akhir-akhir, dan tidak bahagia-bahagia amat. Apa enaknya bahagia kalau sinetronnya udah mau bubar?
2. Belajarlah mengendalikan mimic muka
Tokoh antagonis yang mimiknya kelihatan licik dan jahat, biasanya akan dibenci pemirsa dan kena batunya pada akhir episode. Nah...makanya, kalau kalian sedang merencanakan sesuatu yang licik, jahat, atau jahil, sebaiknya mimic muka diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu kelihatan kalau sedang jahat. Mungkin kalian bisa melakukan latihan pengendalian mimic muka di depan kaca.
3. Jangan terlalu pemaaf pada orang jahat
Tokoh utama dalam sinetron Indonesia biasanya akan sangat pemaaf pada si tokoh antagonis yang ampun-ampunan jahatnya. Pada episode-episode akhir suatu sinetron, biasanya si jahat akan sadar dan minta maaf pada tokoh utama. Lalu tokoh utama akan bilang, “ah, saya sudah maapin kamu dari dulu kok!” Memang sih, tokoh utama tidak dapat apa-apa apabila tidak memaafkan si jahat. Tapi kejahatan perlu diberi pelajaran, kan? Biar orang-orang jahat di muka bumi ini tidak semakin merajalela. Sebagai buktinya, setelah tokoh utama memaafkan si jahat, maka sinetron akan tamat. Lalu tidak lama kemudian akan muncul season baru, dan si jahat tetap akan jahat lagi.
4. Kenali orang yang suka sirik dan jahat pada kita dengan baik
Cari biodata dan informasi apapun tentang orang yang saat ini sedang sirik kepada kita, karena di sinetron-sinetron Indonesia, orang yang jahat dengan si tokoh utama biasanya di pertengahan episode akan terungkap kalau dia itu ternyata adalah kakak kandung si tokoh utama, atau anak hasil selingkuhan dari bapak si tokoh utama, atau adik dari gebetan si tokoh utama, atau apapun lah. Nah, untuk mengantisipasi kekagetan-kekagetan seperti itu, ada baiknya kalau kita tahu terlebih dahulu identitas orang yang jahat dengan kita.
5. Pekalah terhadap keberadaan orang ganteng di sekitar kita
Nah...ini dia yang paling saya sukai dari sifat para tokoh utama sinetron-sinetron. Mereka biasanya mampu mengenali kegantengan terpendam seorang tukang sapu, tukang ojek, pegawai bengkel, sopir, atau orang-orang yang punya pekerjaan yang jarang menjadi target lirikan kita, dan dengan cerdiknya akan jatuh cinta pada mereka. Dan jangan khawatir, di akhir episode, atau pertengahan kalau beruntung, si ganteng ini akan mendapat warisan mendadak, atau entah bagaimana identitasnya terungkap dan dia ternyata adalah orang kaya.
6. Jangan mudah percaya pada berita kematian
Kerena biasanya, ibu si tokoh utama yang katanya sudah meninggal sejak melahirkannya, ternyata masih hidup dan bertahun-tahun mencarinya. Atau pacar yang kecelakaan dan mobilnya meledak, ternyata masih hidup! Cuma amnesia saja.
7. Percayalah bahwa hidup ini adalah serba kebetulan, dan bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini
Setelah menjadi penonton sinetron, saya jadi tidak kagetan lagi kalau saya menjumpai kebetulan yang aneh-aneh dalam hidup ini. Misalnya, monyet temen saya ternyata mempunyai hubungan saudara dengan pemiliknya. Atau pacar saya selingkuh sama mantan pembantu kos-kosan saya. Atau pacar saya dipecat pada hari pertama dia masuk kerja. Yah misalnya misalnya. Yang jelas, saya sudah tidak terkaget-kaget lagi dalam menjalani hidup. Hehehe...
Selamat menikmati sinetron Indonesia. :S
http://hermawayne.blogspot.com/2010/09/beberapa-pelajaran-yang-didapat-dari.html