"Nyanyian yang dihasilkan sangat keras sehingga orang yang berjalan di tepian sungai bisa mendengar serangga kecil ini bernyanyi dari dalam sungai," kata James Windmill dari University of Strathclyde, Glasgow.
Windmill yang terlibat penelitian ini mengaku kaget dengan temuannya. "Kami semula berpikir bahwa suara itu datang dari serangga air yang lebih besar, seperti dari spesies Sigara," ungkap Windmill.
Dikatakan, nyanyian yang dihasilkan bisa mencapai 99,2 decibel, setara dengan suara orkestra yang tampil di depan mata. Dengan melihat ukuran tubuhnya, maka serangga ini ialah hewan dengan suara terkeras di Bumi.
Windmill mengatakan, suara keras itu dipakai untuk menarik betina ketika hendak kawin. Masing-masing pejantan harus memproduksi suara sekeras mungkin agar bisa memenangkan kompetisi mendapatkan betina.
Tentang serangga yang bernyanyi dengan penis, Jerome Sueur dari Museum of National History Paris, mitra Windmill, mengatakan, setidaknya ada 1 spesies serangga lain yang juga bernyanyi dengan alat genitalnya. "Spesies ngengat, Syntonarcha iriasis, menggunakan alat genital yang telah termodifikasi sehingga bisa menghasilkan bunyi ultrasonik," kata Sueur seperti dikutip BBC News, Kamis (30/6/2011).
Sueur mengatakan, banyak serangga bisa menghasilkan suara dengan cara tak terduga, seperti memakai sayap, kaki bahkan kepala. Namun, Micronecta scholtzi istimewa sebab menghasilkan suara dari bagian yang sangat kecil.
Saat ini, ilmuwan mengaku belum tahu faktor yang membuat suara Micronecta scholtzi bisa begitu keras. Kajian terhadap proses itu bisa bermanfaat untuk mengembangkan sistem ultrasonik di masa depan. [source]